|  Perbedaan  individu siswa menyebabkan masalah kesulitan belajar siswa juga  berbeda-beda antar siswa satu dengan siswa lainnya. Akibatnya,  menjadi   tidak mudah untuk menetapkan secara akurat masalah mereka yang  sebenarnya. Namun demikian, masalah kesulitan belajar ini sangat menarik  perhatian tidak hanya para ahli pendidikan, tetapi jugapara ahli dari  berbagai bidang. Seperti psikiater, ahli saraf, dokter anak, dokter  spesialis mata dan telinga, juga ahli bahasa . Mereka  setelah melihat  masalah kesulitan belajar ini dari sudut yang berbeda-beda, akhirnya  secara umum sampai pada suatu kesimpulan bahwa ada dua faktor penyebab  anak mengalami kesulitan belajar, yaitu faktor penyakit dan faktor  perilaku. Masalah kelambanan atau kesulitan belajar juga dapat diselidiki dari  aspek penguasaan pelajaran dan aspek pertumbuhan fisik. Dari aspek  penguasaan pelajaran, kesulitan belajar siswa dapat dilihat dari  kemampuan membaca, menulis, dan berhitung. Pada umumnya bila terdapat  perbedaan yang signifikan antarakemampuan belajar dan hasil belajar,  dapat disimpulkan anak tersebut mengalami kelambanan belajar. Sedangkan  dari aspek pertumbuhan fisik dapat dilihat dari hambatan berbicara,  berpikir, mengingat dan hambatan fungsi indera. Hambatan berbicara  merupakan hambatan belajar yang sering terdapat pada anak prasekolah.  Sedangkan masalah hambatan dalam berpikir terlihat dari anak yang  mengalami kesulitan dalam membentuk konsep, mengaitkan apa yang  dipikirkan, dan memecahkan masalahnya.
 
 Penyebab Timbulnya Masalah Kesulitan Belajar
 Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan para ahli yang menaruh  perhatian terhadap masalah kesulitan belajar, ditemukan sejumlah faktor  penyebabnya, yaitu:
 
 
 1. Faktor Keturunan Walaupun tidak  sepenuhnya faktor keturunan berpengaruh terhadap kesulitan belajar, tapi   juga tidak sedikit orang yang dalam satu garis keturunan memiliki   kemampuan untuk membaca, menulis, dan mengeja bahkan mengitung, serta  kesulitan belajar yang sama. 2. Gangguan Fungsi Otak Ada  pendapat yang menyatakan bahwaanak yang lamban dalam belajar mengalami  gangguan dalam syaraf otaknya. Penelitian menganggap bahwa terdapat  kesamaan ciri pada perilaku anak yang mengalami kelambanan atau  kesulitan belajar dengan anak yang abormal. Hanya sajaanak yang  mengalami kelambanan belajar memiliki adanya sedikit tanda cedera pada  otak. Oleh karena itu, para ahli tidak terlalu menganggap cedera otak  sebagai penyebabnya, kecuali ahli syaraf membuktikan masalah ini.  Sebenarnya sangat sulit untuk membuktikan dan memastikan bahwa kelamban  atau kesulitan belajar  itu disebabkan cedera otak. 3. Pengorganisasian Berpikir Siswa  yang mengalami kelambanan atau kesulitan belajar akan mengalami  kesulitan dalam menerima penjelasan tentang pelajaran. Slah satu  penyebabnya adalah mereka tidak mampu mengorganisasikan cara berpikirnya  secara baik dan sistematis. Misalnya anak yang sulit membaca akan sulit  pula merasakan atau menyimpulkan apa yang dilihatnya. Para ahli  berpendapat bahwa mereka perlu dilatih berulang-ulang dengan tujuan  meningkatkan daya belajarnya. 4. Kekurangan Gizi Ada  kaitan yang erat antara kekurangan giz dengan kelambanan belajar,  artinya kekurangan gizi menjadi salah satu penyebab terjadinya  kelambananbelajar. Walaupun pendapat tersebut tidak sepenuhnya benar,  tetapi banyak bukti menyatakan bila pada awal pertumbuhan anak sangat  kekurangan gizi, keadaan itu akan berpengaruh terhadap perkembangan  syaraf utamanya sehingga menyebabkan kurang baik dalam proses  belajarnya. 5. Faktor Lingkungan Ada  banyak faktor yang tidak menguntungkan terhadap perkembangan mental  anak, baik yang datangnya dari keluarga, sekolah, maupun lingkungan  masyarakat. Gangguan tersebut dapat berupa perasaan hati, tekanan  keluarga, atau kesalah pola asuh yang diterapkan pada anak. Meskipun  faktor-faktor ini dapat mempengaruhi kesulitan belajar tetapi bukan  merupakan satu-satunya faktr penyebab terjadinya kesulitan belajar.  Namun yang pasti faktor tersebut dapat mengganggu daya ingat dan daya  pikir serta konsentrasi pada anak. |